KabarDunia.com – Driver Go-Jek yang menjadi korban penganiayaan oleh tukang ojek pangkalan yang terjadi di Universitas Indonesia, akhirnya mencabut berkas laporannya ke Polresta Depok, pada Selasa, 6 Oktober 2015. Ibrahim, 47 tahun, akhirnya memilih untuk menggunakan jalur secara kekeluargaan serta tidak memperpanjang masalah dengan Ruswito, sang pelaku penganiayaan.
Ibrahim sendiri mencabut laporannya karena ia mengetahui bahwa sang pelaku yang menganiayanya juga memiliki keluarga. karena itu, dia pun akhirnya memilih jalur kekeluargaan dalam menyelesaikan kasus kekerasan yang sedang menimpanya itu. “Saya pilih jalur kekeluargaan untuk kasus saat ini. Terapi, bila nanti terjadi kembali, maka tidak akan ada lagi jalur kekeluargaan,” ujarnya.
ketika terjadinya pemukulan, kata dia, pelaku memang mengaku khilaf atas apa yang telah diperbuatnya. Sebelum bertemu dengannya, sang pelaku sempat melihat seorang driver Go-Jek yang mengambil penumpang di kawasan UI. Akhirnya, Ibrahim yang kebetulan berada di kawasan UI pun menjadi sasaran pelaku karena kebetulan melintas dengan membawa penumpang. “Kekerasan terhadap driver Go-Jek ini sudah yang kali ketiga terjadi di UI,” ungkapnya.
Ia pun mengatakan, ada sebuah hikmah atas kejadian ini. mulai saat ini, para driver Go-Jek akhirnya boleh mengambil penumpang yang ada didalam kawasan UI. Karena awalnya, para driver Go-Jek dilarang mengambil penumpang dari kawasan UI. “Bolehnya cuma mengantar,” ucapnya.
Berdasarkan hasil pertemuan antara pihak Go-Jek, pihak kepolisian, serta pihak UI yang dilakukan pada hari Selasa, 6 Oktober, Rektor UI pun akhirnya menyatakan bahwa Go-Jek bebas untuk mengantar dan mengambil penumpang yang berada di kawasan kampus tersebut. “Ini adalah perjanjian yang ketiga Go-Jek di UI. Mendatang, kita harus bisa sama-sama saling memahami,” ujarnya.
Kejadian kekerasan yang dialami Ibrahim sendiri bermula ketika dia sedang mengangtar penumpangnya dari Pintu Air Tiga yang berada di Gandul, Cinere menuju ke Fakultas Ekonomi, UI. Seusai ia keluar, dia pun dihentikan oleh tukang ojek pangkalan yang berada di pintu keluar belakang kampus UI, di dekatnya Fakultas Teknik.
Setelah 15 menit kejadian itu, sekitar pukul 10.15, Ibrahim pun menelpon nomor darurat kantor Go-Jek untuk melaporkan mengenai kekerasan yang telah dialaminya. Lalu, kantor pun menelpon tim emergency agar segera datang ke lokasi kejadian. pada saat itu, banyak sekali teman-teman driver Go-Jek yang tahu langsung ikut datang menuju ke UI.
Beruntung, pada saat itu emosi dari teman-teman Ibrahim itu bisa diredam. Sebab, Driver Go-Jek harus mengedepankan etikanya, bukan emosi. “Bahkan di luar UI, ada sekitar 1.000-an Go-jek yang berusaha masuk, tetapi ditahan oleh polisi. Ini adalah bukti solidaritasnya driver Go-Jek,” ucapnya.