KabarDunia.com – Penjualan printer yang disebut dengan kategori “refillable” ini telah mencapai 44 persen dari keseluruhan pasar printer inkjet, menurut data kuartal ketiga 2016 yang dirangkum oleh Canon.
Tak mau ketinggalan, Canon pun mulai menghadirkan printer “tinta infus” Pixma G series pada November 2015 lalu. Model terakhir dari seri tersebut, Pixma G4000, diperkenalkan lewat suatu agenda di Bali yang dihadiri oleh KompasTekno, Selasa (29/11/2016). Pabrikan asal Jepang ini pun berharap dapat merajai segmen printer “infus”.
“Target kami, pada 2017 mendatang, Pixma G series dapat menguasai 50 persen penjualan printer refillable di kawasan Asia Selatan serta Asia Tenggara,” kata Assistant Manager Consumer Imaging and Information Group Canon Singapura, Irene Lau, saat ditemui dalam acara.
Irene mengakui, pihaknya agak “telat” memasuki pasaran printer tinta refillable sebab kompetitor telah lebih dulu masuk serta menguasai segmen ini. Di segi lain, kompetitor tersebut menciptakan pasaran baru printer refillable yang nyatanya diminati konsumen.
“Kompetitor kita telah masuk ke segmen refillable selagi 4 sampai 5 tahun. Tapi kita berupaya mekegunaaankan peristiwatum pertumbuhan segmen refillable untuk mendongkrak penjualan Pixma G series,” ucap Irene.
Dia meningkatkankan, printer refillable utamanya disukai oleh konsumen di kawasan Asia Selatan serta Asia Tenggara semacam India, Singapura, juga Indonesia yang sensitif kepada harga. Sebab itulah Canon mengincar dominasi di wilayah-wilayah ini, ketimbang pasaran negara maju.
Senada dengan Irene, Division Manager Canon Consumer Systems Products Division PT Datascrip, Monica Aryasetiawan, selaku distributor produk-produk printer Canon di Indonesia berkata, pihaknya wajib menghadirkan printer refillable untuk mempertahankan posisinya di Tanah Air. Canon menguasai pasaran printer inkjet di Indonesia dengan market bagikan sebesar 51 persen, menurut data IDC pada kuartal III 2016.
Sama dengan printer refillable lain, Pixma G series memakai mekanisme isi ulang berupa botol tinta yang isinya dituangkan secara langung ke tangki penampung.
Konsepnya mirip-mirip dengan “tinta infus” hasil oprekan printer yang terkenal di kalangan pemakai di Tanah Air. Printer dibangun supaya dapat mengisi ulang tinta di dalam cartrdige, ketimbang mengganti cartridge lama dengan cartridge baru semacam yang umumnya diperbuat pada printer inkjet.
Terinspirasi metode hasil akal-akalan kreatif para pemakai di Indonesia ini, para pabrikan printer lantas mengembangkan teknologi serupa yang diformalkan menjadi fitur resmi. Canon memakai istilah “refillable printer” untuk mengacu pada produk yang memakai mekanisme isi ulang tersebut.
Volume tinta di botol relatif tak sedikit dibandingkan cartridge tinta konvensional, mencapai 115 ml untuk tinta hitam serta 70 ml untuk tinta warna, dengan banderol Rp 90.000 per botol. Alhasil printer refillable pun sanggup mencetak jauh lebih tak sedikit, sampai 6.000 lembar dokumen hitam putih dengan anggaran cetak Rp 15 per lembar.