KabarDunia.com – 137 Tahun lalu, Pada hari ini Raden Ajeng Kartini untuk pertama kalinya melihat dunia. Kartini sendiri dilahirkan di Jepara, Jawa Tengah, pada tanggal 21 April 1879. Seperti yang sudah diketahui, Ayah Kartini adalah seorang Bupati Jepara pada masa penjajahan Belanda, yakni Raden Mas Adipati Aria Sosroningrat, yang mana beliau tercatat sebagai salah seorang dari total 4 orang yang berpangkat Kanjeng Bupati. dimana gelar tersebut hanya diberikan kepada orang-orang yang mampu membaca, menulis serta berbicara dengan bahasa Belanda.
Karena status terpandang yang disandang ayahnya itu pula yang membuat kartini akhirnya bisa bersekolah. Namun pada saat itu masih ada sebuah batasan yang dilarang untuk dilanggar, sekalipun dia adalah anak dari seorang Bupati, yakni mereka harus tamat sekolah saat usianya menginjak 12 tahun. Karena saat itu, wanita yang telah berusia 12 tahun memang harus dipingit
Rupanya adat ini tak cocok dengan dirinya yang haus akan ilmu pengetahuan, Ia pun lalu menyampaikan unek-uneknya melalui surat-surat yang pada akhirnya dikirimnya kepada salah satu teman dekatnya, Abendanon, yang saat itu juga menjabat Direktur Pengajaran Belanda.
Hingga akhirnya, dari kumpulan surat-surat milik Kartini itu lah yang akhirnya dirangkai menjadi buku serta diberi judul dengan Door Duistemis tot Licht atau lebih dikenal dengan Habis Gelap Terbitlah Terang.
Tak hanya mengungkapkan unek-uneknya saja, Kartini pun juga mengirimkan sebuah surat permohonan agar dirinya bisa mendapatkan beasiswa agar bisa melanjutkan sekolahnya di Belanda.
Namun saat ia memiliki kesempatan untuk pergi ke belanda, kesemptan itu justru diberikannya kepada seorang pemuda asal Minangkabau, yang tak lain adalah Agus Salim. kartini yang tak jadi ke belanda ini pun akhirnya menikah dan dan dikaruniai seorang anak. namun takdir berkata lain, 3 setelah berhasil melahirkan buah hatinya tersebut, ia terpaksa kembali kepada sang pencipta. Ia meninggal dunia pada tanggal 17 September 1904 saat berusia 25 tahun.
Slogan Habis Gelap Terbitlah Terang itu pun kini benar-benar telah menjadi kenyataan. kartini akhirnya bisa merubah kondisi yang ‘gelap’ tersebut menjadi sesuatu yang ‘terang benderang’. karena sejak itu pula perempuan-perempuan indonesia dibebaskan dari sejumlah tuntutan dan diperbolehkan meraih cita-citanya. tak ayal, atas Perjuangannya ini pula Raden Ajeng Kartini akhirnya dianugerahi sebuah gelar sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional di tahun 1964 silam.