KabarDunia.com – Usai menjadi pembicaraan publik selama seminggu belakangan, Agus Supriatna, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI pun akhirnya kembali menegaskan kembali mengenai pembelian Helikopter kelas VVIP berjenis Agusta Westland (AW-101) bukanlah atas permintaan dari Presiden Joko Widodo. (Baca: KSAU Minta Masyarakat Jangan Salahkan Presiden Soal Helikopter AW101)
Pembelian armada helikopter yang diproduksi perusahaan joint venture asal Inggris-Italia tersebut memang merupakan sudah menjadi bagian dari pengadaan alutsista TNI AU pada tahun ini.
“Jadi ini bukan permintaan dari Presiden, ini memang Renstra (program kerja) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara,” ungkap Agus ketika berada di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, pada Senin, 30 November 2015.
Agus pun juga menjelaskan, bahwa pengadaan Helikopter AW-101 ini memang masuk dalam rencana strategis milik TNI AU pada tahun 2015 – 2016. Oleh karena dari itulah, TNI juga perlu melakukan sebuah kajian terkait rencana pembelian helikopter serta pesawat demi memperbaharui kualitas alutsista yang ada selama ini.
Agus yang juga Mantan Kepala Staf Umum TNI ini pun juga menuturkan, bahwa dalam setiap pembelian alutsista yang dilakukan, setidaknya harus ada dua hal yang wajib dipertimbangkan. Pertama adalah alutsista tersebut harus benar-benar baru serta berada satu tingkat diatas yang ada sebelumnya. Syarat kedua, melengkapi alutsista yang selama ini ada dan belum lengkap. (Baca: TNI AU Beli Helikopter Baru Supermewah Khusus untuk Jokowi dan Tamu VVIP)
Terkait mengenai pembelian helikopter mewah AW-101 ini, Agus pun juga mengatakan, TNI AU sendiri saat ini masih mengkaji mengenai apakah membutuhkan helikopter berjenis angkut berat. Karena menurutnya, Helikopter AW-101 ini merupakan helikopter kategori angkut berat, karena pada helikopter ini memiliki kabin dengan ketinggian sekitar 180 cm, kapasitas angkutnya mencapai 80 ton serta dibekali dengan tiga mesin.
“kami membaca komandan skuadron yang bakal mengoperasikan skuadron 8, 6 serta 45. Dimana pagu anggaran kami hanya sanggup beli sebanyak 8 unit Heli AW, tetapi kami sengaja minta 1 unit lagi biar adil nantinya jadi total ada 9. Anggaran kami pun berasal dari pinjaman luar negeri itu renstra lima tahun,” jelas Agus. (Baca: JK: Hati-Hati Pakai Uang Rakyat, Helikopter yang Ada Masih Bagus!)