KabarDunia.com – Pesan berantai yang berisikan ajakan melawan asap dengan cara menaruh sebuah baskom berisi air serta garam yang sampai saat ini masih terus tersebar di berbagai media di dunia maya. Pesan beantai tersebut intinya mengajak warga yang ada di seluruh Indonesia untuk mau meletakkannya sebuah baskom berisi air dan garam secara serentak yang digelar pada hari ini mulai sekitar pukul 11.00 WIB.
“Makin banyak uap air yang ada di udara semakin mempercepat pula kondensasi untuk menjadi butir air dimana pada suhu yang semakin dingin di udara. Dengan adanya cara sederhana ini maka diharapkan hujan akan makin cepat turun, semakin banyak warga yang ikut melakukan ini di setiap rumah, maka ratusan ribu rumah akan menciptakan hingga jutaan kubik uap air di udara,” demikianlah isi pesan berantai yang berhasil diterima oleh tim redaksi, pada Kamis (22/10).
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusdatin dan Humas BNPB, mengatakan bahwa informasi yang disampaikan di dalam pesan tersebut adalah hoax dan menyesatkan. Tidak hanya itu saja, pesan itu pun juga telah mencatut nama BMKG dalam kebohongannya.
” Berita mengenai ‘baskomisasi’ itu adalah HOAX alias tidak benar. Berita yang serupa juga pernah beredar luas pada bulan September lalu dengan menggunakan wadah ember serta baskom. BMKG sendir telah menyampaikan mengenai berita itu menyesatkan terlebih karena mengatasnamakan BMKG,” jelas Sutopo di dalam siaran persnya yang diadakan di Jakarta.
Sutopo pun menambahkan, ajakan dalam pesan itu untuk membuat uap air dalam baskom untuk membantu turunnya hujan tersebut sangat tidak masuk akal. Apalagi, penguapan air laut serta samudera yang ada di sekitar Indonesia saja tak bisa sampai membantu memproduksi kondensasi di atmosfer serta membentuk awan. Apalagi kalau cuma dengan dengan baskom.
Saat ini, kondisi di perairan laut, cuaca dan atmosfer yang ada di Indonesia memang dalam keadaan kering. Ditambah lagi ada siklon tropis di kawasan Filipina yang bisa menarik massa uap air yang ada di wilayah Indonesia serta menyebabkan awan-awan tidak mau terbentuk, termasuk juga partikel asap yang terus melayang di atmosfer sehingga menyerap uap air jadia awan tidak terbentuk.
“Jika pun memang ada awan tetapi yang sifatnya mandul, alias tidak menghasilkan hujan,” urainya.
Atas penjelasan tersebut, Sutopo pun meminta agar masyarakat luas tidak turut dalam menyebarkan informasi palsu tersebut baik itu melalui media sosial atau pesan berantai.
“Sekali lagi, berita (baskomisasi) itu tidak benar. Mohon jangan ikut disebarluaskan karena itu membodohi masyarakat. Justru yang sebarluaskan itu berita agar jangan sampai membakar hutan dan lahan lagi.”