KabarDunia.com – Pidato dari Presiden Joko Widodo pada acara pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KAA) 2015 dengan cara spesifik mengkritik tentang negara-negara maju. Presiden Jokowi berbicara bahwa negara kaya yang hampir mencakup 20 persen dari penduduk dunia, telah menghabiskan total 70 persen dari sumber daya alam yang ada di muka bumi.
Selain dalam pidato tersebut, pernyataan mengenai sikap seluruh para anggota KAA juga seolah menyudutkan negara-negara maju serta Perserikatan Bangsa-Bangsa sebab tidak kunjung juga bersedia mengupayakan terkait stabilitas politik serta keamanan negara lain.
Amerika Serikat, adalah salah satu target kritik keras tersebut, turut dalam menghadiri KTT Asia Afrika (KAA) pada hari kelima. Duta Besar AS yang betugas di Indonesia, Robert Blake, menilai bahwa pihaknya telah sepakat dengan semangat KAA.
Dia juga berbicara bahwa Presiden Barack Obama pun sudah mulai merubah haluan politik luar negeri AS ke negara-negara Asia Pasifik.
“Amerika Serikat berkomitmen secara penuh untuk bermitra dengan negara-negara di Asia serta Afrika guna memajukan kerjasama serta mengatasi tantangan-tantangan bersama.”
Kepada seluruh negara-negara di Asia, Blake juga berbicara bahwa negaranya berjanji akan membangun sebuah hubungan yang lebih adil lagi baik dari segi politik maupun dari segi ekonomi. Caranya adalah melewati kerja sama melalui perdagangan Trans Pasifik.
Dia juga mengklaim bahwa Trans-Pacific Partnership bakal memperluas komitmen perdagangannya serta komitmen regionalnya perlindungan terhadap lingkungan hidup, hak-hak para buruh, serta hak atas dari kekayaan intelektualnya.
“Kesepakatan ini bakal mendorong kesejahteraan serta pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tinggi di Asia Pasifik.”
Sementara itu untuk negara-negara di Afrika, Blake juga berbicara bahwa pihaknya bakal menggandakan jumlah investasi di kawasan Benua Hitam. “Itulah mengapa kami berupaya untuk memberdayakan generasi masa depan wirausahawan serta pemimpin-pemimpin bisnis Afrika melewati program Mandela Washington Fellows, ungkap dari Blake.
Janji lain yang juga diumbar oleh Blake, terhadap delegasi Afrika yang hadir di KAA merupakan penyediaan listrik terhadap 20 juta rumah serta perusahaan kawasan sub-sahara.
Namun untuk masalah isu politik, Blake sendiri tidak berkomentar atas sikap para anggota KAA yang turut mendukung kemerdekaan dari negara Palestina. Dalam sebuah pidatonya kemarin, AS juga mementingkan radikalisme serta pelucutan nuklir, isu yang saat ini justru tidak disorot sama sekali oleh anggota KAA.
Pidato Presiden Jokowi yang juga mengkritik mandulnya organisasi PBB dalam hal menanggulangi sebuah konflik internasional, juga tidak ikut dikomentari oleh Blake, Dubes AS.
Sementara itu, di dalam pidato penutupan KAA yang berlangsung tadi malam, Presiden Jokowi pun meyakini kritiknya terhadap negara maju tersebut substansial. KAA sendiri sejak awal diadakan memang buat mengimbangi dari ekspansi kekuatan negara imperialis, terutama dari Amerika Serikat serta Inggris.
Relevansi gerakan 60 tahun lalu itu pun tetap terasa hingga sekarang. Negara maju, PBB, ataupun lembaga keuangan internasional juga wajib memperhitungkan negara-negara Asia-Afrika.
“Suara yang disampaikan adalah suara kebangkitan bangsa Asia Afrika. Sekali lagi, suara kebangkitan Asia Afrika. Oleh sebab itu, suara dan keputusan kita tidak bisa lagi diabaikan siapapun,” kata Jokowi.